Prihatin Banjir di Mana-mana, Mantan Gubernur DKI Sutiyoso Sebut Anies Digebukin, ‘Gue Heran Juga’

26 Februari 2021, 13:16 WIB
Mantan Gubernur DKI Sutiyoso prihatin melihat banjir di mana-mana, dia menyebut Anies Baswedan digukin. /Akun Instagram @h_sutiyoso

TRENGGALEKPEDIA.COM  - Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso mengungkapkan keprihatinannya terhadap banjir yang terjadi di mana-mana di wilaya Indonesia.

Sutiyoso menyampaikan keprihatinannya itu ketika menjadi narasumber di acara “Mata Najwa” dengan tajuk “Sengkarut Banjir Ibu Kota”, tayang pada Rabu, 24 Februari 2021.

Di sesi wawancara dengan Najwa Shihab itu, Sutiyoso mengatakan persoalan banjir justru menjadi polemik. Banyak pihak yang saling melempar kesalahan.

Baca Juga: Diundang Perdana Menteri Ingris, BLACKPINK Ditunjuk Sebagai Pendukung Kampanye Aksi Iklim PBB

Baca Juga: Jadwal TV Hari ini SCTV dan NET TV, Hari Ini Jum'at 26 Februari 2021

Sutiyoso mengaku sedih dan terenyuh karena banyak saling menyalahkan. Banjir tidak hanya terjadi di DKI Jakarta. Tetapi juga sampai di Bandung, Semarang, dan Kalimantan.

"Banjir kan di mana-mana, di Jakarta dan disekitarnya, sampai di Bandung, Semarang, Kalimantan," kata Sutiyoso.

Mengutip artikel Sebut Banjir Terjadi di Mana-mana, Sutiyoso: Tapi Kenapa yang 'Digebukin' Anies, Gue Heran Juga, tayang di PR Bekasi, Sutiyono mengaku sedih karena di saat terjadi banjir di mana-mana, pemerintah justru melempar kesalahan pada adanya cuaca ekstrem.

Baca Juga: Trailer Ikatan Cinta Hari Ini Jumat 26 Februari 2021: Andin Marah Besar, Dia Tahu Rencana Al dan Rendy

“Saya sedih, terenyuh, segala macam campur aduk, karena saling klaim, saling menyalahkan," kata Sutiyoso,  dari tayangan kanal YouTube Najwa Shihab, Jumat, 26 Februari 2021.

Tak hanya itu, Sutiyoso pun mengaku heran, kenapa dari banyaknya wilayah yang terdampak banjir, hanya Gubernur Anies Baswedan saja dikritik habis-habisan oleh publik.

"Banjir kan di mana-mana, di Jakarta dan disekitarnya, sampai di Bandung, Semarang, Kalimantan," kata Sutiyoso.

Baca Juga: Daftar di www.prakerja.go.id, Kartu Prakerja Gelombang 12 Tutup Hari Ini Pukul 12.00 WIB

"Banjir di mana-mana pemerintah pusat cuma mengatakan ada cuaca ekstrem di Republik ini, tapi yang digebukin Anies. Kenapa ya? Gue heran juga," sambungnya.

Sutiyoso pun menduga bahwa hal itu terjadi karena arus politisasi di Jakarta lebih kencang dibandingkan dengan daerah lainnya, sehingga Anies Baswedan menerima banyak kritik.

"Banjir kan di mana-mana, di Jakarta dan disekitarnya, sampai di Bandung, Semarang, Kalimantan," kata Sutiyoso.

Baca Juga: Turnamen Pramusim 2021, Persik Kediri Diperkuat Striker Andalan Septian Bagaskara

"Banjir di mana-mana pemerintah pusat cuma mengatakan ada cuaca ekstrem di Republik ini, tapi yang digebukin Anies. Kenapa ya? Gue heran juga," sambungnya.

Sutiyoso pun menduga bahwa hal itu terjadi karena arus politisasi di Jakarta lebih kencang dibandingkan dengan daerah lainnya, sehingga Anies Baswedan menerima banyak kritik.

"Ya pasti lah (politisasi kencang), karena di ibu kota dari tukang batu sampai RI 1 jadi penduduk Jakarta, di tengahnya ada ketua partai, DPR, MPR," kata Sutiyoso.

Baca Juga: 6 Fakta Menarik Tentang Wanita Gemini, Salah Satunya Ketulusan Hati

Sutiyoso pun mengaku cemburu, jika seandainya Anies Baswedan tak dikritik publik, karena pada saat dia menjabat Gubernur DKI Jakarta dia pun sering dikritik karena masalah banjir.

Meski demikian, Sutiyoso menyebut bahwa ada hikmah ketika seorang pejabat publik banjir kritikan, yakni semakin terkenal.

"Jadi kalau Anies dan Riza ini gak digebukin malah gue cemburu. Kenapa waktu gue digebukin terus, tapi gubernur sekarang enggak. Tapi hikmahnya ada, kita makin tersohor kalau sering digebukin," ujar Sutiyoso.

Baca Juga: Bea dan Cukai Musnahkan Barang Milik Negara dengan Tafsiran Mencapai Rp31 Juta

Lebih lanjut, Sutiyoso menuturkan bahwa warga Jakarta tak ingin ada banjir walau hanya satu jam saja, karena mereka pasti mengalami kerugian besar.

"Karena rakyat Jakarta itu gak mau banjir sehari, setengah hari, satu jam pun gak mau. Satu jam itu pada saat dia pulang dari penampungan, ngungsi, balik, habis semua barangnya, gak bisa dipakai lagi, buang semua. Mobil pun harus masuk bengkel yang biayanya puluhan juta," tutur Sutiyoso.

Meski demikian, Sutiyoso meyakini bahwa persoalan banjir di Jakarta bisa teratasi, asalkan ada penanganan yang baik di bagian hilir dan hulu.

Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta Hari Ini 26 Februari 2021: Al Pasrah Melihat Hasil Tes DNA dan Akan Jujur kepada Andin

"Pemerintah DKI fokus hilir, saya akui yang paling sulit adalah melebarkan atau menormalisasi sungai, tapi itu harus dilakukan, asalkan dia (warga) dipindahkan ke rumah susun yang lebih baik," tuturnya.

"Di hulu segera diselesaikan waduk-waduk itu, dan jangan cuma beberapa orang. Karena kita harus parkir (aliran) 13 sungai itu. Kalau (koordinasi) hulu dan hilir terjadi, saya jamin tidak banjir lagi," kata Sutiyoso.*** (PR Bekasi/Rika Fitrisa)

Editor: Rendi Mahendra

Sumber: PR Bekasi

Tags

Terkini

Terpopuler