”Rencananya untuk mengatasi hal itu akan dibuatkan saluran drainase menuju ke sungai” ucap perempuan asal Situbondo tersebut.
Eskavasi total pada bagian candi induk dan candi perwara yang ada di sisi utara, pemasangan cungkup candi juga menjadi rencana strategis kedepanya, ungkap Nur.
Selain mengumpulkan data di lapangan dalam acara tersebut Nur ingin menjaring pendapat dari sejumlah pihak dengan mengelompokan tiga diskusi kelompok.
“Dari hasil FGD ini nanti akan menjadi bahan pertimbangan kegiatan pelestarian yang akan dilakukan kedepanya” tutupnya.
Kabid Sejarah dan Kepurbakalaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Yuli Marwantoko menegaskan, pihaknya ingin menghapus stigma Situs Candi Tondowongso terbengkalai bahkan sepi dari pengunjung.
“Kalo dikatakan sepi tidak sepi-sepi amat jika melihat daftar kunjungan 2017” kata Yuli. Pada tahun 2017 yang jumlah pengunjung pertahun mencapai dua ribu lebih, imbuhnya.
Terpisah, Ahmad Hariri, Arkeolog BPCB Jatim yang merupakan anggota tim kajian mengungkapkan bahwa ada komunikasi pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri dengan BPCB Jatim agar dilakukan kegiatan kajian ini.