Jokowi Katakan PPKM Mikro Memang Tidak Efektif di Awal, Namun Terbukti Kasus Covid-19 Menurun di Minggu ke-3

- 20 Februari 2021, 21:12 WIB
Jokowi saat berdialog dengan para pemimpin redaksi media nasional di Istana Merdeka.
Jokowi saat berdialog dengan para pemimpin redaksi media nasional di Istana Merdeka. /Tangkap Layar YouTube Sekretariat Presiden/

TRENGGALEKPEDIA.COM - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) katakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro terbukti efektif menekan penularan Covid-19 di masyarakat.

Penerapan kebijakan pembatasan PPKM Mikro yang dimulai sejak 9 Februari 2021 tersebut mengacu pada hasil evaluasi pemerintah dengan cakupan yang lebih luas, seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB.

Diklaim lebih efektif, kebijakan PPKM Mikro yang terfokus pada pembatasan kegiatan berskala RT atau RW itu memang dapat menurunkan angka kasus Covid-19 di Indonesia.

Baca Juga: 7 Kata-kata Romantis Andin dan Mas Al, Sinetron Ikatan Cinta: Saya Gak Mau Kamu Pergi!

Baca Juga: Trailer Ikatan Cinta Hari ini, 20 Februari 2021. Akankah kejahatan Elsa kali ini akan terbongkar?

Sebelumnya, pemerintah terus berupaya untuk menurunkan angka kasus positif Covid-19 melalui sejumlah kebijakan, antara lain berupa PSBB dan PPKM Mikro.

Hal itu disampaikan Jokowi saat berdialog dengan para pemimpin redaksi media nasional di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, 17 Februari 2021.

Dalam percakapan tersebut, Jokowi mengungkapkan alasan pemerintah menerapkan pembatasan dengan lingkup yang lebih kecil seperti PPKM Mikro ini.

Baca Juga: Rumah Kebanjiran, Atta Halilintar: Di Depan Sudah Selutut

Perbincangan Jokowi tersebut diunggah melalui Youtube Sekretariat Presiden, Sabtu.

"Kenapa saya ngomong di awal minggu itu PPKM tidak efektif? Ya karena memang kurvanya tidak ada yang melandai turun. Tetapi yang kedua kelihatan sekali sudah turun. Yang ketiga ini turun lagi," ucap Jokowi.

Menengok data kasus Covid-19 di Indonesia, kasus aktif sekitar tiga minggu yang lalu masih di angka 14 hingga 15 ribu.

Baca Juga: Amanda Manopo Mempersilakan Barbie Kumalasasari jika ingin Menggantikan Peran Andin di Ikatan Cinta

"Sekarang minggu-minggu terakhir kemarin ini, sudah di 8 ribu-9 ribu," kata Presiden.

Menurut Jokowi, PPKM Mikro dengan pembatasan di lingkup kecil akan lebih efektif dibandingkan dengan lingkup yang luas seperti PSBB.

Dicontohkan olehnya, jika hanya ada satu orang dalam lingkup satu RT yang terinfeksi Covid-19, maka cukup RT tersebut yang dikarantina, tidak lantas semua ikut menjalankan karantina.

Baca Juga: Jelang Turnamen Pramusim 2021, Persik Kediri Belum Temukan Sosok Pelatih

"Wong yang merah itu satu RT kok, yang di-lockdown, di-PSBB-kan satu kota, ekonominya dong yang kena," ungkap Jokowi.

Ia memberi contoh lagi, apabila yang terinfeksi positif Covid-19 satu kelurahan, maka cukup satu kelurahan itu saja yang diisolasi atauun dikarantina, bukan satu kota.

Tak hanya di Indonesia, kebijakan serupa seperti PPKM Mikro juga telah diterapkan di negara lain, seperti India.

 Baca Juga: Tidak Hanya Merusak Otak, Kecanduan Film Porno bisa Mengakibatkan Efek Buruk Lainnya

Jokowi menyebut, India berhasil menekan kasus aktif bukan melalui kebijakan lockdown secara luas, melainkan lockdown dalam skala mikro.

"Meskipun awal-awal India itu lockdown total. Sehingga kok India sekarang ganti ini? Ternyata strateginya sama, PPKM skala mikro," paparnya.***

Editor: Mualifu Rosyidin Al Farisi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah