Leang Bulu Sipong 4, Gambar Cadas Tertua di Dunia Berusia 44.000 Tahun

23 Februari 2021, 13:37 WIB
Tangkap layar Leang Bulu Sipong 4. /YouTube.com/Budaya Saya.

TRENGGALEKPEDIA.COM - Situs Leang Bulu Sipong 4 yang berada di Sulawesi Selatan tepatnya di Maros, Pangkep, menyimpan karya lukis yang dinilai sebagai gambar cadas figuratif bercerita tertua di dunia.

Di Indonesia, dari pulau Sumatera hingga Papua banyak ditemukan gua yang diindikasikan pernah dihuni atau menjadi tempat aktivitas manusia purba. Kurang dari setengahnya, merupakan gua yang memiliki lukisan atas gambar cadas.

Jejak-jejak purba di dunia ini di kemas dalam film dokumenter 'Leang Bulu Sipong' yang tayang perdana di YouTube Budaya Saya, salah satu channel kebudayaan yang di kelola Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia dan diunggah pada Selasa 23 Februari 2021. 

Baca Juga: Masyarakat Kediri Heboh Terima Pesan Berisi Bantuan Dana dari BPJS Kesehatan

Dari gugusan kars yang menjulang tinggi, terdapat gua gua purba yang terbentuk dari jalan air selama jutaan tahun.

Tim Arkeologi Indoneisa yang berkolaborasi dengan Griffith University Autralia, berhasil mengidentifikasi gambar cadas yang memiliki panjang 4,5 meter dan lebar 3 meter.

Identifikasi melalui analisi pertanggalan dengan metode Uranium Series Dating pada kolaroid spheleothems diketahhui bahwa umur dari lukisan gambar cadas ini berkisar 44.000 tahun.

Baca Juga: Masuk Festival Film Berlin ke-71, 'Fighter' akan Dirilis 18 Maret

Arkeolog dari Pusat Arkeologi Nasional, Adhi Agus Octaviana menjelaskan, pada bagian gambar cadas tersebut terdapat gambar sekelompok 6 orang yang disebutnya sebagai theriantropik sedang berburu hewan yang mirip dengan anoa.

 

Penamaan Bulu Sipong sendiri artinya pegunungan kras yang berdiri sendiri.

Menurut Adhi, penelitian gambar cadas ini dapat memberikan sumbangsih data yang signifikan pada penelitian internasional tentang migrasi manusia prasejarah.

"Dari segi umur, cara orang terdahulu menggambar di gua dan bagaimana cara berkehidupan dapat kita ketahui dari sana," ucapnya.

Baca Juga: Mengusung Ketahanan Budaya, Kemendikbud Mengadakan Kembali Fasilitas Bidang Kebudayaan 2021

Menurut Dr. Pindi Setiawan, M.Si, Ahli Bahasa Rupa Dosen Komunikasi Visual dan Multimedia ITB Bandung mengatakan bahwa di Maros, Pangkep ini telah ditemukan sekitar 200 situs lukisan gua yang masih dalam penelitian.

Hal ini menunjukkan bahwa pada 20 sampai 40 ribu tahun yang lalu, masyarakat Maros adalah masyarakat yang sibuk mencipta. "Ada pesan penting yang saya temukan. Ketika orang lain sibuk meniru, sibuklah kita untuk mencipta sehingga kita berada dua atau tiga langkah didepan," katanya.

Baca Juga: Hingga Diancam Dibunuh, Ibunda Amanda Manopo Gandeng Pengacara

Masih banyak peninggalan arkeologi yang berada di gugusan kras Maros, Pangkep yang belum terjamah bahkan dilestarikan.

Karena itu pihak BPCB Sulawesi Selatan melakukan pengelolaan dengan membuat Taman Arkeologi. Diharapkan dengan adanya Taman Arkeologi ini masyarakat dapat berperan aktif untuk menjaga dan melestarikan tempat ini.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 23 Februari 2021: Aldebaran Membuat Kejutan untuk Andin, Andin pun terharu

Sementara itu, Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Sulawesi Selatan, Laode Muhammad Aksa mengatakan, para ahli dari berbagai daerah bahkan dari luar negeri membuktikan sendiri dan melihat langsung ke Bulu Sipong.***

Editor: Okpriabdhu Mahtinu

Sumber: YouTube Sobat Dosen

Tags

Terkini

Terpopuler