Para wali lalu bermusyawarah sebaiknya bungkusan itu dibagi sama rata. Sunan Bonang tidak setuju dengan kesepakatan itu.
Ia berkehendak, bungkusan itu sebaiknya dilempar ke atas, siapa yang kejatuhan dialah yang berhak memiliki. Akhirnya bungkusan itu dilempar ke atas, jatuh dipangkuan Sunan Lepen.
Sunan Lepen terkejut laku bertapa empat puluh hari lamanya. Ia menjahit kulit tadi serta membaca dua kalimat. Kulit sudah menjadi baju bernama Anata Kusuma atau Kyai Gundil.
Kyai Gundil ini selanjutnya menjadi busana para raja saat dinobatkan dan waktu berangkat perang. Tetapi waktu itu Sultan Demak dan Sultan Pajang tidak berkenan memakai.***