Ricuh, Warga Ditembaki dan Dipukuli saat Pasukan Keamanan Myanmar Lakukan Penggerebekan Malam Semalam

7 Maret 2021, 15:34 WIB
Rekaman CCTV polisi melakukan kekerasan pada tenaga medis di Myanmar. /Tangkapan layar YouTube/Radio Free Asia

TRENGGALEKPEDIA.COM - Demonstran kembali turun ke jalan, usai penggerebekan yang terjadi di Yangon, Myanmar pada Sabtu malam, oleh pasukan keamanan setempat, Minggu, 7 Maret 2021.

Aksi protes itu kembali menyeruak usai pembubaran kudeta Myanmar pada bulan lalu, yang menuntut pelengseran pemimpin Aung San Suu Kyi.

Dalam penggerebekan malam itu, pasukan keamanan Myanmar kembali melepaskan tembakan dan terekam CCTV di beberapa tempat.

Baca Juga: CPNS Tahun 2021 Akan Buka 1,3 Juta Formasi, Calon Pendaftar Bedakan Dahulu antara PPPK dan PNS

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 7 Maret 2021: Al Sangat Menyesal Ketika Menemukan Andin Terbaring di Rumah Bu IIn

Kini, Myanmar dilanda kekacauan besar sejak militer menggulingkan dan menahan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi pada 1 Februari lalu.

Demonstrasi dan aksi mogok kerja telah mencekik roda ekonomi dan bisnis yang membuat pemerintahan lumpuh.

Hari ini, Minggu, para demonstran kembali turun ke jalan, setelah media lokal melaporkan bahwa polisi menembakkan peluru gas air mata dan granat setrum untuk membubarkan protes di Yangon, kota terbesar Myanmar, pada Sabtu malam.

Baca Juga: Bocoran Drama Korea Vincenzo Episode 6, Gerak-Gerik Vincenzo dan Hong Cha Young Diawasi ?

Sejauh ini, tidak ada laporan korban jiwa atas aksi tersebut. Namun, Komite Serangan Umum Nasional mengatakan, protes akan diadakan di Yangon, kota kedua Mandalay dan Monywa.

Sementara, PBB mengatakan pasukan keamanan telah menewaskan lebih dari 50 orang.

Hingga Sabtu dini hari, rakyat setemat mengatakan bahwa tentara dan polisi bergerak ke beberapa distrik di Yangon dan melepaskan tembakan.

Baca Juga: Persiapkan 10 Tips Khusus ini Agar Lolos SKD Pada CPNS 2021

Pasukan keamanan itu telah menangkap setidaknya tiga orang di Kotapraja Kyauktada dan tidak mengetahui pasti alasan penangkapan tersebut.

"Mereka meminta membawa pergi ayah dan saudara laki-laki saya. Tidak adakah yang akan membantu kami? Jangan sentuh ayah dan saudara laki-laki saya. Bawa kami juga jika Anda ingin mengambil mereka," teriak seorang wanita saat dua dari mereka, seorang aktor dan putranya, dibawa pergi, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Ketika Reuters mencoba menghubungi pihak kepolisian hingga seorang junta militer untuk dimintai keterangan, tidak ada yang menjawa panggilan itu.

Baca Juga: Lowongan CPNS 2021, Simak Gaji dan Tunjangan PNS Capai Rp99 Juta

Menurut data dari kelompok advokasi Asosiasi Bantuan Tahanan Politik (AAPP), lebih dari 1.700 orang telah ditahan di bawah junta militer Myanmar pada Sabtu, 6 Maret 2021. Angka itu tidak termasuk untuk penahanan semalam.

"Tahanan dipukul dan ditendang dengan sepatu bot militer, dipukuli dengan tongkat polisi, dan kemudian diseret ke dalam kendaraan polisi," kata AAPP dalam sebuah pernyataan.

"Pasukan keamanan memasuki daerah permukiman dan mencoba untuk menangkap pengunjuk rasa lebih lanjut, dan menembak ke arah rumah, menghancurkan banyak (rumah)." papar AAPP, dilansir dari Reuters.***

 

Editor: Mualifu Rosyidin Al Farisi

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler