Rumor China Mendukung Kudeta Myanmar, Duta Besar Chen Hai Katakan Hal itu Benar-benar Tidak Masuk Akal

- 16 Februari 2021, 21:16 WIB
Aung San Suu Kyi, pemimpin de facto Myanmar.
Aung San Suu Kyi, pemimpin de facto Myanmar. /Instagram.com/@aungsansuukyi9

TRENGGALEKPEDIA.COM - Sejak politik Myanmar bergejolak dengan aksi kudeta militer pada 1 Februari kemarin, hal tersebut sempat diwarnai rumor yang mengatakan keterlibatan China telah mendukung hal tersebut.

Chen Hai, selaku Duta Besar China untuk Myanmar menepis dan mengklarifiasi rumor yang beredar di media sosial tentang keterlibatan negaranya dalam kudeta militer Myanmar dengan menyebutnya "benar-benar tidak masuk akal".

Chen sempat wawancara dengan media lokal yang diunggah dalam laman Facebook kedutaan pada Selasa, 16 Februari 2021, yang mengatakan bahwa China mempertahankan "hubungan baik" dengan militer Myanmar maupun pemerintah sipil yang berkuasa sebelumnya.

Baca Juga: Longsor Nganjuk: 3 Jenazah Ditemukan Hari ini, Petugas Perkirakan Masih Ada 7 Korban yang Masih Hilang

Baca Juga: Segera Cek, Daftar Harga Mobil Jika Insentif Pajak 0 Persen Berlaku

Chen menambahkan, gejolak politik di Myanmar saat ini sama sekali bukan yang diinginkan oleh China.

Dilansir dari Reuters, sekitar ratusan ribu pengunjuk rasa turun ke jalan dalam beberapa hari terakhir telah terjadi di luar Kedutaan Besar China di Yangon.

Para pengunjuk rasa itu menuduh Beijing mendukung junta militer Myanmar.

Baca Juga: Longsor Nganjuk, 9 Orang Meninggal dan 16 Luka-Luka

Menanggapi hal tersebut, Chen menyebut rumor yang beredar merebak di internet.

Rumor tersebut mengatakan bahwa ada pesawat yang membawa personel teknis dan pasukan China ke Myanmar.

Menurut Chen, hal itu tidak masuk akal, dan mengatakan bahwa pesawat itu merupakan penerbangan kargo reguler yang mengekspor barang seperti makanan laut.

Baca Juga: Gunung Merapi Gugurkan Lava Pijar 12 Kali Hari ini, BPPTKG Tetap Pertahankan Status Siaga

Chen memaparkan, sebelumnya China tidak diberitahu tentang perubahan politik di Myanmar seperti yang terjadi pada saat ini.

Ia berharap, semua hal dapat berjalan dengan baik di Myanmar, daripada menjadi tidak stabil atau bahkan jatuh ke dalam kekacauan.

Banyak negara dalam transisi, lanjut Chen, mengatasi kesulitan dan tantangan melalui upaya mereka sendiri

Baca Juga: Pelantikan Bupati dan Walikota Hasil Pilkada 2020 di Jatim Ditunda

"Dan mengeksplorasi jalur pembangunan yang sesuai dengan keadaan mereka sendiri," kata Chen.

Sebelumnya, China telah dipandang dengan penuh kecurigaan di Myanmar.

Pasalnya, China memiliki kepentingan ekonomi dan strategis yang signifikan dan sering mendukung posisi Myanmar melawan kritik dari negara barat.

Baca Juga: Dugaan Pelanggaran Pengadaan Buku Perpustakaan SD, Kejari Kota Kediri Geledah Satu Perusahaan

Sementara itu, negara-negara barat mengutuk keras kudeta Myanmar sejak 1 Februari itu. Sebab itu, China akan lebih berhati-hati dan lebih menekankan pada pentingnya stabilitas.

China tetap menyetujui pernyataan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyerukan pembebasan pemimpin terpilih de facto, Aung San Suu Kyi dan tahanan lainnya, dan menyuarakan keprihatinan atas keadaan darurat.***

Editor: Mualifu Rosyidin Al Farisi

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x