Selain Menguntungkan, Bertani Porang Juga Bisa Mengurangi Aktifitas Petani Menebang Pohon

- 18 Februari 2021, 18:32 WIB
Tanaman porang dan pepaya yang siap panen.
Tanaman porang dan pepaya yang siap panen. /Trenggalekpedia.com/Dani Saputra

 

TRENGGALEKPEDIA.COM - Di Ponorogo sendiri, bertani merupakan bagian besar aktifitas yang dilakukan oleh masyarakat di sini. Mulai dari lahan kering sampai lahan basah. Rata-rata mereka menanam jagung dan padi.

Namun bagi masyarakat yang hidup di daerah pinggir, mereka banyak yang memanfaatkan lahan milik perhutani untuk mereka garap. Sistemnya satu tahun tanam satu tahun lagi tidak.

Fiqih Mukhlisin (28) termasuk pemuda yang menggeluti dunia pertanian. Pria lulusan hukum di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Ponorogo ini memfokuskan aktifitasnya untuk berkecimpung dalam dunia pertanian.

Baca Juga: Longsor Nganjuk, 5Jenazah Ditemukan dan 1 Lainnya Masih Hilang

Baca Juga: Insentif Kartu Prakerja Rp3,55 Juta Pengganti BSU Rp2,4 Juta? Begini Cara Daftarnya

Seletah ditemui oleh tim Trenggalekpedia.com, ia mengungkapkan bahwa pilihannya bertani menjadi salah satu bentuk kepeduliannya kepada lingkungan.

Di tempatnya tinggal, di desa Grogol Kecamatan Sawoo Ponorogo, dengan mengedepankan contoh ia mencoba mengajak masyarakat untuk bertani dengan tidak menebang pohon secara berlebihan.

"Petani di sini banyak yang menggunakan lahan perhutani untuk di tanami jagung dan ketela. Tamanan tersebut harus terhindar dari naungan pohon, itulah yang mengakibatkan masyarakat melakukan penebangan," tuturnya pada Trenggalekpedia.com, Kamis 18 Februari 2021.

Baca Juga: 11 Kategori Warga Prioritas Vaksin Covid-19 Tahap 2 di Kediri Masih Proses Pendataan, Ini Link Pendaftarannya

Kesadaran semacam ini tidak sepenuhnya dimiliki oleh petani. Mukhlis sendiri mengakui bahwa menanam jagung di bawah rimbunan pohon sama halnya mengurangi hasil panen. Pertumbuhan jagung menjadi kurang maksimal.

Di lahannya sendiri dan di lahan perhutani yang ia garap hampir semuanya ditanami porang.  Jika dibandingkan, menurutnya malah justru menguntungkan porang. Dari segi waktu dan biaya juga lebih hemat.

"Dulu itu waktu pertama kali menanam porang, cibiran sering kali datang, bahkan ada yang sampai  menyakitkan hati Mas,

"Tapi ya mau bagaimana lagi, saya kira masyarakat lebih membutuhkan contoh daripada omongan. Kini terbukti, di dukuh saya saja sudah banyak yang mencoba menaman porang setelah tahu keuntungannya," imbuhnya.

Kini selain menamami lahan miliknya dengan porang, Mukhlis juga mencoba menanam pepaya. Ia melihat potensi keuntungan ada ketika bertani pepaya.

Baca Juga: UPDATE, Kode Redeem Gratis Free Fire Terbaru Kamis 18 Februari 202

"Di sela-sela pepaya, kini ada beberapa yang saya tanami porang Mas, sebagian lagi belum. Menunggu pohon pepayanya sedikut rimbun karena porang lebih suka jika media tanamnya teduh,

Menurut Mukhlis, dari pada jagung lahan di tempatnya lebih cocok ditanami porang dan pepaya, mengingat kedua tanaman ini tidak membutuhkan pupuk kimia yang banyak, berbeda jauh dengan jagung.

"Kalau dilihat dari skala produksi, jagung itu lebih mahal dan panennya juga cuma sekali, kalau pepaya kan bisa mingguan, meskipun proses menunggunya kisaran 6 sampai 7 bulan baru siap panen,” imbuh Mukhlis.

Baca Juga: PBSI Minta Pebulutangkis Divaksin Jelang Turnamen Swiss Terbuka dan All England

Tim Trenggalekpedia.com juga menemui pentani muda lain. Saiful Arifin (29) petani yang juga menaman porang dan pepaya ini menganggap bahwa yang terpenting dari bertani adalah menjaga keseimbangan.

Bagi Arifin, selain membutuhkan kekuatan, bertani juga melatih kita untuk bersabar, telaten dan yang lebih penting adalah peduli terhadap lingkungan.

Baca Juga: Longsor Nganjuk, Enam Orang Masih Hilang

"Kalau mencegah sepertinya sulit Mas, tapi kalau mengurangi masih ada harapan. Di sini sering kali kekurangan air ketika musim kemarau, ya disebabkan hutan yang digunduli itu. Maka porang sebenarnya bisa dijadikan alternatif, dan kacang-kacangan jika dijadikan tamanam tumpang sari sebenarnya juga subur. Jenis tanaman ini cenderung membutuhkan tempat yang rimbun," ucapnya***

Editor: Rendi Mahendra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x