TRENGGALEKMEDIA.COM - Banyuwangi terletak di ujung Pulau Jawa, tepatnya di ujung Provinsi Jawa Timur. Kota ini terkenal akan keindahan alamnya, seperti Kawah Ijen dan Taman Nasional Baluran.
Namun selain alamnya yang cukup terkenal, Banyuwangi juga terkenal akan tradisi, kebudyaan, dan adat istiadat serta ritual leleluhurnya. Salah satu suku yang terkenal di Banyuwangi adalah Suku Osing.
Suku Osing sendiri adalah salah satu suku asli dari Banyuwangi. Suku Osing juga terkenal akan kebudayaan, tradisi, adat-istiadat hingga ritual yang masih terus dilestarikan dan dilakukan hingga saat ini secara turun-temurun.
Suku Osing atau biasanya disebut Jawa Osing juga terkadang disebut sebagai Laros atau Wong Blambang merupakan mayoritas di beberapa Kecamatan di Kabupaten Banyuwangi.
Baca Juga: Mengenal Turonggo Yakso, Seni Jaranan Asal Kabupaten Trenggalek
Beberapa kecamatan yang banyak ditempati oleh Suku Osing adalah Rogojampi, Kemiren, Sempu, Gelagah, dan lainnya.
Asal-usul nama Osing
Kata “Osing” sendiri memiliki arti 'tidak', yang diberikan oleh Belanda kepada masyarakat Blambangan, dikarenakan keputusasaan dan frustasi dari pihak Belanda, karena gagal untuk membujuk masyarakat Blambangan agar mau bekerja sama.
Kesenian
Hampir sama dengan kebudayaan Bali, kebudayaan Suku Osing jugak tak lepas dari unsur mistik. Namun dengan hal ini kesenian dari Suku Osing, banyak menarik minat dari para wisatawan yang berkunjung.
Kesenian yan sering ditampilkan oleh masyarakat dari Suku Osing adalah Gandrung Banyuwangi, Patrol, Seblang, Angklung, Tari Barong, Kendang Kempul, Jangor, Kuntulan, Jaran Kincak, Jaranan, Angklung Caruk, Jedor, serta Tembang Dolanan yang masih sering dinyanyikan oleh anak usia sekolah.
Baca Juga: Mengenal Tarian Kecak dari Pulau Dewata, Bali
Kepercayaan
Pada awal mulanya Suku Osing memiliki kepercayaan yang sama dengan kepercayaan diera masa kerajaan Majapahit, yaitu menganut kepercayaan Hindhu–Budha.
Namun dengan seiringnya waktu, dengan perkembangan kerajaan islam yang menyebar begitu cepat, menyebabkan cepatnya penyebaran Islam dikalangan Suku Osing.
Walaupun islam menyebar begitu cepat dikalangan Suku Osing dan banyak dari mereka yang menerima kepercayaan ini, namun juga tidak sedikit yang tetap memegang kepercayaan leluhur mereka.
Walau Bali dan Banyuwangi terletak berdekatan dan kebudayaan bali juga banyak mempengaruhi Suku Osing. Namun untuk system stratifikasi didalam Suku Osing tidak mengenal kasta, hal ini sama seperti Suku Jawa lainnya.
Hal ini juga banyak dipengaruhi oleh agama Islam yang banyak dianut oleh masyarakat Suku Osing.
Profesi
Mayoritas dari Suku Osing berprofesi sebagai petani, dengan sebagaian kecil lainnya adalah nelayan, buruh, pedagang, adan pegawai dibidang formal lainnya.
Bahasa
Suku Osing masih menggunakkan Bahasa Osing, yang merupakan turunan dari bahsa jawa kuno dengan sedikit dipengaruhi bahasa Bali.
Bahsa Osing juga salah satu macam dialek dari bahasa jawa, terutama digunakan di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.(Galuh Rahmadhani)***