Network
TRENGGALEKPEDIA.COM - Dari banyaknya amalan sunah di bulan suci Ramadhan, salah satunya melakukan i'tikaf. Sekalipun termasuk amalan sunah yang bisa dilakukan kapan saja, tetapi khususnya di bulan Ramadhan, i’tikaf lebih disarankan terutama pada dzikir 10 malam terakhir.
Melansir dari laman NUonline, keutamaan dzikir i'tikaf pada 10 malam terakhir Ramadhan begitu besar, terlebih merupakan bagian dari upaya meraih keutamaan Lailatul Qadar.
Dalam haditsnya, Rasulullah SAW. telah menyatakan bahwasanya i’tikaf di 10 malam terakhir bagaikan beri’tikaf bersama beliau.
مَنِ اعْتَكَفَ مَعِي فَلْيَعْتَكِفَ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ
“Siapa yang berkeinginan untuk i’tikaf bersamaku, maka beri’tikaflah pada sepuluh malam terakhir”. (HR Ibnu Hibban)
Baca Juga: Hukum Memberikan Uang saat Hari Raya Idul Fitri Menurut Ust. Adi Hidayat
Secara bahasa (lughatan) kata الاعتكاف berarti 'memenjarakan'. I'tikaf juga didefinisikan dengan menahan diri dari berbagai kegiatan yang rutin.
Sedangkan secara terminologi syar’i (syar’an), para ulama berbeda-beda pendefinisiannya disebabkan perbedaan pandangan dalam penentuan rukun dan syarat i’tikaf.
Tetapi, kita dapat memberikan definisi yang umum bahwasanya i’tikaf merupakan berdiam diri di masjid yang dilakukan oleh orang tertentu dengan tata cara tertentu bertujuan untuk beribadah kepada Allah SWT.
