Survei Microsof: Netizen Indonesia Paling Tidak Sopan se-Asia Tenggara

- 26 Februari 2021, 09:36 WIB
Ilustrasi netizen sosial media.
Ilustrasi netizen sosial media. /Pixabay

TRENGGALEKPEDIA.COM - Dalam laporan risert dari Microsoft  2020, Digital Civility Index (DCI), survei untuk mengukur tingkat kesopanan pengguna internet, netizen Indonesia menepati rangking bawah, dan bahkan netizen Indonesia dikatakan paling tidak sopan se-Asia Tenggara.

Dalam survei tahunan Microsoft ini, diselenggarakan antara bulan April sampai dengan Mei 2020 yang melibatkan 16 ribu responden di 32 negara. Yang terdiri dari kaum muda dan juga dewasa.

Survei ini menggunakan skor dari 0 sampai 100, di mana makin rendah skor, berarti paparan resiko online juga semakin rendah. Hingga tingkat kesopanan pengguna internet di negara itu disimpulkan semakain tinggi.

Baca Juga: Daftar BLT UMKM BPUM 2021, Harus Perhatikan Kriteria Ini

Resiko online yang dimaksud ini termasuk beredarnya kabar hoaks, kemudian ujaran kebencian, penipuan, bullying, hingga diskriminasi yang dialami di dunia maya.

Berdasarkan Digital Civility Index, secara global negara-negara maju berada diurutan tertinggi, di mana Belanda berada di ranking pertama. Yang artinya menjadi negara dengan netizen dengan tingkat paling sopan, dengan index skor 51.

Sementara di Asia Tenggara atau di Asia secara umum, Singapura berada di posisi teratas atau menjadi teladan karena paling sopan dalam aktifitas online. Dan peringkat ke 4 secara global dengan skor 59. Posisi ini berada setelah Belanda, Inggris dan Amerika Serikat.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta Jumat 26 Februari 2021: Rendy Ditangkap Polisi, Aldebaran Bakal Terlibat Masalah Hukum?

Kalau kita lihat berdasarkan generasinya, di antara bomers, gen x dan gen z dan juga milenial, generasi z dan milenial ini paling banyak terlibat dalam kasus bullying.

Sementara generasi x dan milenial paling banyak yang menjadi target, di mana sebanyak 62% dari gen x menjadi target, sementara milenial sebanyak 52%.

Perilaku bullying yang dilakukan oleh ‘orang tanpa nama’ pada tahun 2020 ini melonjak. Kalau dilihat, kasus tertinggi adalah pelecehan secara online, yaitu dari 25% melonjak menjadi 47%.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta Jumat 26 Februari 2021: Pembunuh Roy Terungkap? Elsa Semakin Terpuruk

Kemudian cyber bullying dari 12% menjadi 32% dan diperlakukan dengan tidak baikdari 19% menjadi 70%.

Indonesia menempati ranking ke 29 dari 32 negara atau memburuk 8 poin dengan skor 76. Dengan kata lain netizen Indonesia mendapat predikat paling tidak sopan se-ASIA Tenggara.

Posisi netizen +62 ini bahkan jauh di bawah Malaysia yang berada diranking 10 dengan skor 63 atau berada diurutan kedua setelah Singapura.

Baca Juga: Choi Youngjae GOT 7 Debut di Serial Komedi Netflix 'So Not Worth It' 2021

Negara tetangga yang tingkat kesopanan dalam dunia online lain adalah Filiphina yang berada diperingkat 13 dengan indek skor 66. Kemudian Thailand diperingkat 19 dengan 69, lalu Vietnam dirangking 24 dengan indek skor 71.

Netizen kita hanya lebih unggul dari Meksiko, Afrika Selatan dan juga Rusia dalam hal kesopanan online dalamsurvei tersebut secara global.

Skor kesopanan di dalam dunia maya ini, untuk kaum muda sebenarnya tidak berubah dari tahun sebelumnya, tetapi justru turun di kalangan dewasa.

Baca Juga: Pembelajaran Tatap Muka Resmi Digelar pada Juli 2021

Merosotnya kesopanan netizen Indonesia menurut survei tersebut didorong oleh netizen dewasa yang bertambah tidak sopan, di mama skornya meningkat sebanyak 16 poin.

Sementara ada3 cara atau aksi pertahanan untuk mengatasi bullying netizen Indonesia, yaitu blok, bicara kepada teman atau mengabaikan saja.

Dalam survei tersebut ada sebanyak 42% responden Indonesia mengatakan bahwa kesopanan online ini lebih baik selama masa pandemi Covid-19. Pasalnya mereka merasa bahwa kesopanan online ini meningkat disebabkan adanya rasa kebersamaan.

Baca Juga: Kapolri Pecat Bripka CS Secara Tidak Hormat dan Minta TNI-Polri Tetap Bersinergi

Sementara itu ada 17%responden yang mengatakan bahwa aktifitas memburuk selama pandemi, misalnya lebih banyak penyebaran informasi palsu dan juga yang menyesatkan.

Dalam survei tersebut, seberapa baik atau buruk kesopanan online ini terkait dengan interaksi yang tidak diinginkan, kemudian interaksi seksual yang tidak diinginkan dan kerusakan reputasi.

Netizen Indonesia cenderung terjangkit paparan negative yang ada di internet. Menurut survei tersebut, hal itu adalah penyebaran hoaks, ujaran kebencian, diskriminasi hingga bullying.***

Editor: Rendi Mahendra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x