Masih tampak sisa-sisa bangunan dari era kolonial itu, meskipun sebagian sudah mengalami renovasi.
Sementara di sebelah barat dari tempat parkir terdapat kalen dan kincir air. Dahulu fungsi kincir air itu untuk menggerakan mesin penggiling kopi. Tapi kincir air itu kini tampak sudah rusak, tak bisa digunakan lagi.
Baca Juga: Usaha Supporter Mengembalikan Sepak Bola sebagai Hiburan Masyarakat Menengah Kebawah
Sementara di sebelah utara tempat wisata itu, terdapat tempat duduk untuk bersantai, terdapat pula hiasan meriam, jembatan kecil untuk melintas sungai, dan desain bernuansa Belanda yang tampak tak sinkron dengan suasana sekitar.
Selain itu, di sebarang juga berdiri cafe bergaya eropa. Namun cafe tersebut juga tampak sepi mampring, hanya penjaganya yang sesekali membersihkan ruang di cafe itu.
Tempat wisata Dilem Wilis juga mempunyai ruang khusus untuk penangkaran anggrek. Sayangnya penangkaran anggrek itu juga tak terawat, pot-pot di penangkaran itu berserakan. Bahkan toilet di tempat itu tak ada air, sehingga tak bisa digunakan.
Sementara jika pengunjung terus ke arah utara, maka pengunjung akan menemukan undak-undakan tangga menaiki bukit. Sepanjang undak-undakan itu terdapat gazebo.
Dan di puncak bukit Dilem Wilis, akan menemukan kandang sapi perah. Jika pengunjung datang sore hari, maka pengunjung bisa menyaksikan proses memerah susu.