Dengan berkembangnya diskursus filsafat ke arah post-modernisme, hermeneutika mulai berkedudukan sebagai salah satu disiplin yang sangat kritis terhadap metodologi memahami teks dan realitas.
Tidak lagi sekedar disiplin mengenai teori penafsiran melainkan meluas menjadi metateori mengenai teori interpretasi.
Ini dikarenakan hermeneutik mulai mengkaji fenomena yang terjadi dalam penafsiran, faktor-faktor yang melahirkan kesimpulan penafsiran, sekaligus cara-cara munculnya sebuah penafsiran sebagai kebenaran.
Hermeneutik tidak hanya terbatas pada metode apa yang paling valid untuk sampai pada kebenaran penafsiran.
Namun juga mendekonstruksi acuan dari beberapa kebenaran yang selama ini dipercaya dengan mengkritisi dasar-dasar epistemologi dan ontologis yang menopangnya.
Baca Juga: Sejarah dan Makna Tradisi Silaturahim Keliling atau Mbarak saat Hari Raya Idul Fitri
Tokoh Hermeneutika
Seperti yang disebutkan oleh Palmer (2005), Sumaryono (1999), dan Rahardjo (2007), terdapat beberapa tokoh yang berperan besar dalam perkembangan hermeneutika, di antaranya:
1. Friedrich Ernest Daniel Schleiermacher (1768 -1834)
Ia adalah tokoh hermeneutika romantisis yang memperluas pemahaman hermeneutika dari sekadar kajian teologi (teks bible) menjadi metode memahami dalam pengertian filsafat.