Allah SWT menguji kadar keimanan hambanya baik dalam ibadah maupun penerapan di kehidupan sehari-hari.
Maka dari itu untuk menghindari penyakit hati, lisan dan pikiran manusia harus memiliki tingkat keimanan yang tinnggi.
Senantiasa beribadah dan mnecari ridho-Nya, tidak menjadi manusia yang tiggi hati.
Terkait renungan kandungan ayat Al-Qur’an, Rasulullah bersabda “Banyak orang membaca Al-Qur’an, tapi Al-Qur’an justru melaknatnya”.
Artinya, tidak semua orang mampu menerapkan nilai-nilai Al-Qur’an ini dalam kehidupan.
Mereka hanya sekadar membaca pada lisan tetapi tidak mau mengamalkan dalam hati dan pikiran.
Hadits tersebut dapat digunakan sebagai modal mengembangkan karakter.
Ramadhan menjadi sarana mencari nilai-nilai kebaikan dalam realitas kehidupan manusia.
Memahami pentingnya sifat jujur, tidak berbuat curang dan tidak mencampurinya dengan nafsu merupakan implementasi nyata dari renungan ini.
Al-Qur’an adalah pedoman yang dapat menuntun umat manusia. Menjadi cahaya terang dan syafaat, serta senantiasa menjaga kesucian hati, lisan dan pikiran yang menjadi kunci utama.