Atas Murkanya Arek Suroboyo Terhadap Penjajah, Tanggal 10 November Ditetapkan Sebagai Hari Pahlawan

8 November 2023, 20:41 WIB
Atas Murkanya Arek Suroboyo Terhadap Penjajah, Tanggal 10 November Ditetapkan Sebagai Hari Pahlawan /Istimewa

TRENGGALEKPEDIA.COM - Pada 10 November 2023 besok, masyarakat Indonesia akan memperingati Hari Pahlawan. Lalu, kenapa Hari Pahlawan ditetapkan pada tanggal 10 November?

Dalam menentukan tanggal sebagai hari besar memang tentu didasari atas beberapa hal atau peristiwa penting yang perlu dikenang sepanjang masa. Termasuk salah satunya Hari Pahlawan yang akan diperingati pada 10 November.

10 November menjadi hari penting bagi sejarah bangsa Indonesia, di mana pada 77 tahun lalu, tepatnya tahun 1945 terjadi pertempuran hebat di Surabaya, Jawa Timur.

Ini adalah pertempuran antara pihak tentara Indonesia arek-arek Suroboyo dengan pasukan Inggris. Peristiwa ini sekaligus menjadi pertempuran pertama Indonesia dengan pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Belum genap satu bulan Indonesia merdeka dari pihak penjajah, Bangsa Indonesia kembali bertempur dengan pihak musuh.

Peristiwa ini sekaligus pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia. Hal ini pun juga menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia kepada kolonialisme.

Sebelumnya, terjadi gencatan senjata antara pihak Indonesia dengan tentara Inggris. Hal itu ditandai dengan penandatanganan gencatan senjata pada 29 Oktober 1945.

Meskipun sudah terjadi gencatan senjata, namun masih terjadi bentrokan bersenjata antara rajyat Indonesia dengan tentara Inggris di Surabaya.

Sampai akhirnya, bentrokan memuncak saat salah satu pimpinan tentara Inggris untuk Jawa Timur, Brigadir Jenderal Mallaby tewas dalam bentrokan.

Peristiwa tewasnya Brigadir Jenderal Mallaby terjadi pada 30 Oktober 1945 yang menyulut kemarahan pihak Inggris kepada Indonesia.

Setelah Brigjend Mallaby tewas, Inggris menunjuk Jenderal Eric Carden Robert Mansergh sebagai pengganti.

Namun, setelah resmi mengisi posisi Brigjend Mallaby, Jenderal Eric Carden Robert Mansergh justru mengeluarkan ultimatum 10 November 1945.

Dalam ultimatum tersebut, pihak Inggris meminta Indonesia menyerahkan persenjataan dan menghentikan perlawanan kepada tentara AFNEI dan administrasi NICA.

TAk hanya itu, ada ancaman akan menggempur Kota Surabaya dari darat, laut, hinga udara jika pihak Indonesia tidak menaati uiltimatum tersebut.

Bahkan, pihak Inggris juga mengeluarkan instruksi yang meminta semua pimpinan Bangsa Indonesia dan para pemuda Surabaya harus datang selambat-lambatnya pada 10 November 1945 pukul 06.00 pagi di tempat yang ditentukan.

Meskipun demikian, ultimatum tersebut tidak ditaati oleh Indonesia sehingga terjadi pertempuran hebat di Surabaya pada 10 November 1945.

Pertempuran tersebut berlangsung hingga kurang lebih tiga minggu. Hingga akhirnya, medan pertempuran di Surabaya mendapat julukan 'neraka'.

Ini lantaran kerugian yang ditimbulkan tidak sedikit. Selain itu, akibat pertempuran tersebut, sekitar 20.000 rakyat Surabaya menjadi korban dan sebagian adalah warga sipil.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari ditsmp.kemdikbud, diperkirakan 150.000 orang terpaksa meninggalkan Kota Surabaya dan tercatat sekitar 1.600 orang prajurit Inggris tewas, hilang, dan luka-luka.

Tak berhenti sampai di situ, puluhan alat perang dikabarkan rusak dan hancur. Atas perlawanan dan perjuangan heroik yang ditunjukkan rakyat Surabaya, membuat Inggris merasa 'terpanggang'.

Setelah kejadian tersebut, Kota Surabaya juga mendapatkan julukan Kota Pahlawan dan atas peristiwa itu, tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan atas jasa serta pengorbanan para pahlawan dan pejuang kemerdekaan.***

Editor: Dani Saputra

Terkini

Terpopuler