Review Film EXHUMA, Film Horor Paket Komplit yang Bikin Bulu Kuduk Merinding

19 Maret 2024, 06:00 WIB
Film EXHUMA /Instagram

TRENGGALEKPEDIA.COM - Film Horor kebanyakan menyajikan jump scare atau bahkan pengalaman yang tidak akan terlupakan bagi kebanyakan penonton. Tetapi beda dengan film horor yang satu ini.

Ya, EXHUMA. Tak hanya menghadirkan pengalaman jump scare bagi penonton tentang sejarah kelam Korea dan Jepang, tapi film ini juga menjadi paket komplit bagi peminat film horor.

Diluar dugaan, film Exhuma bukanlah film horor biasa. Tidak hanya menonjolkan sisi horor secara visual maupun audio, tetapi juga alur cerita yang epik membuat film ini menjadi paket komplit. Ingin tahu alur cerita Exhuma ini? Berikut Tim Trenggalekpedia akan mereview film tersebut. Yuk simak artikel ini.

Baca Juga: Petualangan Po Berlanjut Banyak Musuh yang Menjumpai Petualanganya, INILAH REVIEW FILM KUNG FU PANDA 4

Film Horror Exhuma 2024

Dibintangi oleh Choi Min-Sik, Lee Do-hyun, Kim Go-eun, dan Yoo Hae-jin sebagai pemeran utama yang sangat penting dalam pembentukan alur cerita. Nama ke empatnya sangat populer bagi pecinta film ataupun drama Korea.

Film Exhuma menceritakan tentang dukun-dukun kekinian yang menjalankan profesinya dengan penuh kesungguhan. Disebut kekinian karena ketika mereka tidak bekerja, mereka tetaplah manusia dewasa yang berkutat dengan kegiatan orang normal pada umumnya.

Suatu hari, dukun bernama Hwa-rim (Kim Go-eun) dan temannya Bong-gil diminta oleh kliennya untuk pergi ke Los Angeles. Mereka menemui kliennya bernama Park Ji-yeong (Kim Jae-Cheol), seorang konglomerat yang berasal dari Korea Selatan.

Ji-yeong memanggil mereka untuk melakukan pengusiran kutukan yang selama ini mengusik keluarganya. Khususnya dirinya dan anaknya yang baru saja lahir. Secara tiba-tiba, Ji-yeong dihantui suara misitis yang selama ini mengganggu dirinya.

Selama ini, dia terus berupaya untuk mengganggap bahwa suara-suara itu hanyalah sebuah halusinasinya saja. Tapi semuaya berubah ketika anaknya yang baru saja lahir jatuh sakit. Secara medis, bayinya tak menunjukan tanda-tanda penyakit apapun. Namun entah mengapa secara mendadak bayi itu terus menangis histeris bahkan hingga mengancam nyawanya.

Baca Juga: 10 Daftar Nama Pemain Film The First Slam Dunk, Berikut Link Nonton Bisa Diakses Gratis

Merasa anaknya mengalami hal serupa dengannya, Ji-yeong pun meminta bantuan kepada dukun. Bisa dikatakan bahwa ada mahluk gaib yang menyerang setiap anak sulung laki-laki dalam keluarganya.

Terbukti hanya anak pertama laki-laki yang merasakan gangguan mistis itu. Akhirnya Hwa-rim menyimpulkan bahwa teror gaib itu berasal dari nenek moyang keluarga Ji-yeong sendiri.

Tidak ada pilihan lain selain memindahkan makam nenek moyangnya atau bahkan di kremasi. Sebelum melakukan ritual penggalian kuburan nenek moyang, Hwa-rim meminta bantuan dua rekannya yang merupakan seorang ahli fengshui dan ahli kubur.

Baca Juga: LINK Nonton Film Dear David, Para Remaja yang Sedang Mengalami Krisis Identitas

Mereka adalah Kim Sang-deok (Choi Min-Sik) dan Yong-geun (Yoo Hai-Jin). Dengan tawaran nominal uang yang fantastis, tak ada alasan untuk menolak pekerjaan tersebut. Mereka bersama-sama pergi ke sebuah pegunungan milik keluarga Ji-yeong. Terletak di perbatasan Korea Selatan dan Korea Utara.

Setelah mereka tiba, hawa mistis mulai dirasakan oleh mereka. Terutama oleh Sang-deok yang sudah mulai merasa ada yang tidak berese dengan letak kuburannya.

Saat hendak menemui kuburan nenek moyang Ji-yeong, mereka disambut dengan berberapa ekor rubah.

Baca Juga: Review Film Kukira Kau Rumah

Dalam ilmu dukun, rubah adalah pertanda buruk jika berada disekitaran kuburan. Sang-deok sebagai ahli fengshui, tahu betul kondisi tanah yang baik untuk dijadikan pemakaman. Tetapi, saat mencicipi tanah kuburan itu, Sang-deok kaget karena tanah itu tidak layak dijadikan kuburan.

Sang-deok pun bertanya siapa ahli fengshui yang merekomendasikan tanah di pegununan ini yang menjadi sebuah kuburan. Ji-yeong tidak tahu past siapa orangnya karena itu sudah berlangsung lama pada zaman nenek moyangnya.Ia hanya tahu ahwa tanah itu hasil rekomendasi seorang biksu bernama Gisune yang ternyata seorang dari jepang.

Memiliki firasat yang buruk membuat Sang-deok tak ingin melanjutkan tawaran itu, Sang-deok mangatakan bahwa taruhannya adalah nyawa. Siapapun yang terlibat akan terancam nyawanya jika berani membongkar kuburan itu.

Hwa-rim yang seorang dukun muda akhirnya tidak menghiraukan perkataan tersebut. Sebenarnya Hwa-rim tahu bahwa kasus yang kini ia hadapi jauh lebih berat daripada kasus biasanya.

Namun ia merasa prihartin dengan masa depan bayi Ji-yeong yang harus segera diselamatkan dari jeratan mahluk gaib. Dengan gayanya yang khas, Hwa-rin bertutur tinggal mencari ahli fengshui lainnya.

Mudah baginya untuk mencari ahli fengshui yang lain, mengingat imbalan yang ditawarkan sengat besar. Hwa-rim juga berkata bahwa Sang-deok bukan satu-satunya ahli fengshui ternama di Korea Selatan.

Merasa tertantang, Sang-deok pun kembali melanjutkan tawaran itu.

Namun ia akan tetap berhati-hati agar tak sampai menyakiti dirinya sendiri karena harus menghadiri pesta pernikahan anaknya. Ritual penggalian pun dimulai.

ke empatnya melaksanakan tugas masing-masing. Tentunya denan bantuan para penggali kubur. Usai menggali kuburan itu, mereka segera membawa peti mati itu ke tempat kremasi.

Sayangnya hujan turun sangat lebat. Mereka harus menunggu sampai hujan reda untuk melakukan kremasi. Konon katanya, hari kremasi harus dilakukan saat cuaca cerah. Jika kremasi dilakukan pada saat turun hujan, maka petaka akan segera datang.

Ada sebuah kejadian yang mengaruskan mereka untuk segera melakukan prosesi kremasi meskipun turun hujan. Tidak ada pilihan lain selain itu, daripada arwah nenek moyang semakin merasuki dan merenggut nyawa bayi tak berdosa.

 Baca Juga: Familly Time! 3 Rekomendasi Film Sutradara Angga Dwimas Sasongko yang Cocok di Tonton Waktu Ramadan 2024

Selain itu, tukang gali kubur menemukan seekor ular yang menyeramkan setelah menggali kuburan itu. Ular yang ia temukan bukanlah ular biasa. Ular itu memiliki kepala manusia yang menyeramkan. Tanpa pikir panjang, ia membunuh ular tersebut. Ternyata, membunuh ular itu adalah kesalahan yang fatal. Ia terus dihantui dan bahkan mendapat kutukan karena terus gelisah dan dihantui.

Sang-deok yang berniat membantu kembali ke lubang galian kuburan itu dengan bermaksud menemukan bangkai ular itu. Lalu mendoakannya agar tidak menghantui tukang gali kubur. Sang-deok pun terkejut karena menemukan peti lain dalam kuburan itu. Bahkan anehnya lagi peti itu terkubur secara vertikal. Sang-deok pun bergegas untuk mengabari ketiga temannya yang lain. Mereka pun sepakat untuk kembali melakukan kremasi pada peti itu.

Hari sudah gelap, dan kremasi pun harus ditunda di esok hari. Tak ada pilihan lain selain menyimpan peti itu di tempat yang aman. Mereka pun akhirnya pergi ke kediaman seorang biksu yang tak jauh dari pegunungan itu. Di malam hari, peti yang dililit oleh kawat berduri itu terbuka. Jasad yang ada dilamnya menghilang dan membuat kekacauan.

Sosok mahluk yang bangkit dari petinya itu adalah seorang Kaisar Jepang dengan tubuh yang sangat besar. Menggunakan perlengkapan zirah perang dari besi. Hwa-rim pun tercengang salama karirnya menjadi dukun ia tak pernah melihat seperti itu. Ia pun akhirnya mengerti sosok yang di hadapinya bukan mahluk gaib biasa, melain seorang siluman.

Sosok Kaisar Jepang ini, suskes membuat bulu kuduk penonton beridiri. Bukan karena visualnya, tapi justru karena berhasil menyampaikan suasana horor secara baik. Suasana horor yang terbangun berkat alur cerita yang epik. Setelah berhasil melakukan kremasi peti mati nenek moyang Ji-yeong, penonton tidak dibiarkan untuk istirahat. Justru ini adalah fase untuk memecahkan teka-teki selanjutnya.

Baca Juga: Link Nonton Anime Series Lookism Episode 1-8 Sub Indo, Season 1 Telah Tayang di Netflix

Film Exhuma sangat cocok bagi penonton yang memiliki keingintahuan yag besar.

Setelah menonton film ini, penonton akan dibuat kebingan. Sejenak untuk merenung untuk menyusun puzzle-puzzle yang berserakan dalam ingatan.

Mencoba merangkainya satu persatu menjadi kesatuan cerita yang utuh. Banyak sekali adegan yang tidak dijelaskan secara spesifik yang membuat penonton harus mengerti secara mandiri.

Film Exhuma juga menggambarkan traumatis bagi sebuah negara yang terjajah.

Meskipun hanya dijajah dengan waktu yang cukup singkat, bukan berarti mudah untuk dapat terobati dari kekejaman penjajah. Sejarah kelam antara Korea dan Jepang ingsin disampaikan lewat film ini.***

Editor: Dani Saputra

Tags

Terkini

Terpopuler