Apa Itu Lebaran Ketupat? Berikut Sejarah dan Filosofi Ketupat Saat Idul Fitri

- 29 April 2022, 11:29 WIB
Ilustrasi ketupat Idul Fitri.
Ilustrasi ketupat Idul Fitri. / Pixabay

Baca Juga: Sejarah Ketupat Menjadi Makanan Khas Lebaran di Indonesia dan Resep Praktis dengan Metode 5-30-7

Ketupat atau kupat ialah kependekan dari kata 'ngaku lepat' (mengaku salah), yang disimbolkan dengan anyaman daun janur kuning yang berisi beras kemudian dimasak.

Pertama kali, ketupat diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga kepada masyarakat Jawa. Beliau membudayakan sebuah tradisi, yakni setelah hari raya lebaran, masyarakat setempat menganyam ketupat menggunakan daun kelapa muda kemudian disii dengan beras.

Tetapi masyarakat Jawa sebelum kedatangan islam, jauh sebelum itu nusantara telah akrab dengan hidangan yang bernama ketupat atau tipat atau apapun penamaannya, bahkan bukan tak mungkin bila ketupat sudah ada sebelum asimilasi agama Hindu.

Di pulau Bali, tipat pun sering dipersembahkan sebagai sesajian upacara. Mereka mengkolaborasikan antara agama Hindu dan budaya Jawa.

Daun kulit kelapa yang masih muda di bentuk beraneka ragam yang melambangkan simbol ritual acara sembahyangan yang mempunyai makna filosofis mendalam untuk jagad makrokosmik dan mikrokosmik.

Menurut H.J. de Graaf dalam Malay Annual, ketupat ialah simbol perayaan hari raya Islam pada masa pemerintahan Demak awal abad ke-15 yang dipimpin Raden Patah.

De Graaf berspekulasi bahwasanya kulit ketupat yang terbuat dari janur fungsinya untuk menunjukkan identitas budaya pesisiran yang ditumbuhi banyak pohon kelapa.

Warna kuning pada janur dimaknai oleh de Graff sebagai upaya masyarakat pesisir Jawa untuk membedakan warna merah dari Asia Timur dan warna hijau dari Timur Tengah.

Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa, yang membangun kekuatan politik sekaligus penyiaran agama Islam dengan dukungan Walisongo (sembilan wali).

Halaman:

Editor: Dani Saputra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x