Menurut polisi, tuduhan pemerkosaan palsu dibuat setelah rumor jahat mulai beredar di tempat kerja Ms. A tentang pergaulan bebasnya.
Desas-desus menuduh bahwa Ms. A memiliki hubungan yang rumit dengan pria dan bahwa dia memanipulasi mereka untuk membantunya dalam pekerjaannya.
Pada saat itu, Ms. A percaya bahwa Mr. B bertanggung jawab atas rumor tersebut. Dalam upaya untuk membalas dendam padanya, dia membuat tuduhan pemerkosaan dan penyerangan seksual palsu terhadap Mr.B.
Mr. B akhirnya dipecat dari perusahaan setelah tuduhan ini dilaporkan. Setelah kepergiannya, Ms. A diduga terus berbohong kepada rekan kerjanya tentang pemerkosaan palsu dan klaim penyerangan seksual.
Baca Juga: Waspada Modus Baru Pinjaman Online, Warga Bandung Dikirimi Uang dan Dipaksa Bayar Bunga Tinggi
Sementara pembelaan Ms. A menyatakan bahwa dakwaan tidak boleh diterapkan dan bahwa dia tidak bersalah, pengadilan membantah argumen tersebut.
Pengadilan menyatakan bahwa meskipun kasus tersebut mungkin pelanggaran pidana pertama Ms. A, tindakannya berat.
Akan sulit baginya untuk menghindari hukuman. Ms. A terus membuat klaim ini tanpa bukti apapun, menyebabkan kerusakan lebih lanjut dan rasa sakit pada korban.
"Dia gagal menunjukkan tanda-tanda refleksi diri," pernyataan pengadilan.***