Kisah Anjing Pelacak yang Bantu Temukan Seluruh Korban Longsor di Ngetos, Nganjuk

- 22 Februari 2021, 15:56 WIB
Anjing pelacak berjenis Doberman seperti yang digunakan TIM SAR dalam evakuasi korban bencana tanah longsor di Dusun Selopuro, Ngetos, Nganjuk/
Anjing pelacak berjenis Doberman seperti yang digunakan TIM SAR dalam evakuasi korban bencana tanah longsor di Dusun Selopuro, Ngetos, Nganjuk/ /Ihtar/Pixabay

Baca Juga: Episode Perdana 'Vincenzo' Dapat 8,7 Persen Rating Pononton, Song Joong-ki: Saya Bisa Begadang

Tak hanya itu, ada lagi anjing Achilez, jenis GSD Working Line.

Keduanya dibawa karena punya spesialisasi berbeda. Satunya mampu mengendus korban masih hidup hanya dari dari bau yang dikeluarkan seperti keringat, CO2, bau kulit, bahkan detak jantung. Satunya lagi mampu mengendus bau mayat.

Anjing itu sengaja dilatih sejak kecil, umur empat bulan agar mampu mencari korban di berbagai medan sulit.

Baca Juga: Kematian Akibat Covid-19 di Amerika Serikat Hampir 500.000 Orang

Gagah menyebut pencarian korban dengan bantuan anjing pelacak masih sangat jarang. Terlebih lagi di Jatim.

Awalnya, belum ada komunitas atau regu SAR yang membidangi hal tersebut, sehingga SAR Dog didirikan.

Anjing-anjing itu dibawa ke lokasi bencana lalu akan menuntun handler (pengasuh) ke titik sesuai yang diendus oleh indra penciumannya.

Baca Juga: 7 Kejahatan pada Diri Sendiri yang Jarang Diketahui Orang

Melatih Anjing Pelacak Bukanlah Perkara Mudah

Melatih anjing pelacak bukan perkara yang mudah. Tutu Puji Widodo yang merupakan Komandan Regu SAR Dog Jatim menyebutkan latihan rutin dilakukan setiap hari.

Halaman:

Editor: Mualifu Rosyidin Al Farisi

Sumber: ANTARA Jatim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x