Pembelajaran Tatap Muka Resmi Digelar pada Juli 2021

25 Februari 2021, 21:33 WIB
Sejumlah siswa mengikuti kegiatan belajar tatap muka di SMPN 1 Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (22/2/2021). Sebanyak delapan kabupaten/kota di wilayah Kalbar yang berada di zona kuning penyebaran COVID-19 diperbolehkan Pemerintah Provinsi Kalbar untuk melaksanakan kegiatan belajar tatap muka di sekolah-sekolah dengan menerapkan protokol kesehatan ketat per 22 Februari 2021. ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang/aww. /JESSICA HELENA WUYSANG/ANTARA FOTO

Trenggalekpedia.com—Pemerintah merencanakan sekolah tatap muka (offline) akan digelar pada Juli 2021 mendatang setelah sejumlah tenaga pengajar melakukan vaksinasi massal.

Sebelumnya, sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia, pemerintah, melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, menghimbau agar pembelajaran dilakukan secara daring, yakni melalui sejumlah aplikasi.

Baca Juga: Iwan Fals Membagikan Video Detik-detik Evakuasi Korban Tertimbung Longsor Tambang Emas Ilegal Parigi

Baca Juga: Kapolri Pecat Bripka CS Secara Tidak Hormat dan Minta TNI-Polri Tetap Bersinergi

Kini wacana soal pembelajaran secara langsung kembali dikemukakan oleh pemerintah. Namun, sebelum benar-benar digelar, Mendikbud Nadiem Makarim, menjelaskan bahwa guru dan tenaga pendidik harus menerima vaksinasi terlebih dulu.

Hal itu menjadi progam prioritas pemerintah, mengingat merekalah yang akan berhadapan langsung dengan siswa.

Baca Juga: Propam Polri Pecat Bripda CS terkait Penembakan di Cengkareng

Vaksinasi massal bagi tenaga pendidik diperkirakan selesai pada bulan Juni, sebulan sebelum pelajaran tatap muka dimulai.

“Kami ingin memastikan kalau kita bisa vaksinasi sampai akhir bulan Juni, tahun ajaran berikutnya di bulan Juli, insya Allah kita sudah melakukan proses belajar tatap muka di sekolah,” ucap Nadiem Makarim di Jakarta, Rabu, 24 Februari 2021.

Baca Juga: Daftar BLT UMKM Online 2021 hingga Cara Pencairan di eform.bri.co.id bpum

Lebih lanjut, Nadiem Makarim mengatakan bahwa vaksinasi tersebut dimulai dari tingkatan terendah, mulai dari tenaga pendidik tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Luar Biasa (SLB), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), hingga perguruan tinggi.

Soal kebijakan pembelajaran tatap muka, Nadiem Makarim juga menjelaskan kalau itu tidak akan dilakukan secara full-day atau selama setiap hari, melainkan dua sampai tiga kali seminggu, atau dengan rotasi.

Baca Juga: Penembakan di Cengkareng, Bripda CS Jadi Tersangka

“Mungkin tidak 100 persen kapasitas. Paling tidak, dua sampai tiga kali seminggu atau dengan sistem rotasi,” kata dia.

Seperti yang kita tahu, pembelajaran daring/jarak jauh mengalami banyak hambatan. Selain tidak semua siswa memiliki teknologi mempuni, seperti ketersediaan laptop atau telepon pintar, jaringan internet juga kerap kali menjadi salah satu hambatan yang banyak dikeluhkan oleh wali murid. ***

Editor: Rendi Mahendra

Tags

Terkini

Terpopuler