TRENGGALEKPEDIA.COM - Di Ponorogo sendiri, bertani merupakan bagian besar aktifitas yang dilakukan oleh masyarakat di sini. Mulai dari lahan kering sampai lahan basah. Rata-rata mereka menanam jagung dan padi.
Namun bagi masyarakat yang hidup di daerah pinggir, mereka banyak yang memanfaatkan lahan milik perhutani untuk mereka garap. Sistemnya satu tahun tanam satu tahun lagi tidak.
Fiqih Mukhlisin (28) termasuk pemuda yang menggeluti dunia pertanian. Pria lulusan hukum di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Ponorogo ini memfokuskan aktifitasnya untuk berkecimpung dalam dunia pertanian.
Baca Juga: Longsor Nganjuk, 5Jenazah Ditemukan dan 1 Lainnya Masih Hilang
Baca Juga: Insentif Kartu Prakerja Rp3,55 Juta Pengganti BSU Rp2,4 Juta? Begini Cara Daftarnya
Seletah ditemui oleh tim Trenggalekpedia.com, ia mengungkapkan bahwa pilihannya bertani menjadi salah satu bentuk kepeduliannya kepada lingkungan.
Di tempatnya tinggal, di desa Grogol Kecamatan Sawoo Ponorogo, dengan mengedepankan contoh ia mencoba mengajak masyarakat untuk bertani dengan tidak menebang pohon secara berlebihan.
"Petani di sini banyak yang menggunakan lahan perhutani untuk di tanami jagung dan ketela. Tamanan tersebut harus terhindar dari naungan pohon, itulah yang mengakibatkan masyarakat melakukan penebangan," tuturnya pada Trenggalekpedia.com, Kamis 18 Februari 2021.