Mengenal Dakwah Islam: Pengertian, Cara dan Praktek Berdakwah Sehari-hari

- 26 April 2022, 20:01 WIB
Ilustrasi Mengenal Dakwah Dalam Islam: Pengertian, Cara dan Praktek Berdakwah
Ilustrasi Mengenal Dakwah Dalam Islam: Pengertian, Cara dan Praktek Berdakwah /PegyMarco/Pixabay/

TRENGGALEKPEDIA.COM - Dakwah dalam bahasa Arab memiliki arti secara harfiah yakni "mengeluarkan panggilan," atau "membuat undangan."

Kata benda dari kata kerja da'a yad'u yang berarti panggilan, seruan, ajakan atau jamuan.

Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan bagaimana seorang muslim memberitahu orang lain tentang keyakinan yang dianut dan mengajaknya untuk mempraktikkan segala bentuk kebaikan yang ada didalam agama Islam.

Kata dakwah ini seringkali dipasangkan dengan kata "Ilmu" dan "Islam", hingga menjadi kata "Ilmu dakwah" dan kata “Dakwah Islam" atau juga ad-dakwah al-Islamiyah.

Ilmu dakwah sendiri adalah suatu ilmu yang berisi cara dan tuntunan untuk menarik perhatian orang lain supaya mengikuti, menganut, menyetujui dan atau melaksanakan suatu agama, ideologi, dan pendapat atau pekerjaan tertentu.

Orang yang menyampaikan dakwah disebut dengan kata "da'i" sedangkan yang menjadi objek dakwah disebut "mad'u".

Bagi setiap muslim yang turut menjalankan fungsi dalam berdakwah atau menyiarkan Islam adalah "da'i".

Berikut ini akan kita bahas dan ulas sedikit mengenai dakwah  agar kita mampu mengenalnya bukan hanya dengan sebua kata namun juga memahaminya.

Baca Juga: Metode Ceramah dan Khutbah Termasuk Dakwah Apa? Pelajaran SMA/SMK/MA Kelas IX

Pentingnya Dakwah dalam Islam

Al-Qur'an menurunkan perintah kepada manusia untuk mempercayai dan meyakini:

“Ajaklah (semua) ke Jalan Tuhanmu dengan hikmah dan dakwah yang indah; dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang terbaik dan paling ramah. Karena Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya, dan siapa yang menerima petunjuk,” (Sura An-Nahl ayat 125).

Dalam Islam, diyakini bahwa nasib setiap orang ada di tangan Allah, jadi bukanlah tanggung jawab atau hak individu Muslim untuk mencoba "mengkonversi" orang lain kepada keyakinan.

Tujuan dakwah kemudian hanyalah untuk berbagi informasi, untuk mengajak orang lain menuju pemahaman yang lebih baik yang membahas tentang iman. Tentu saja, terserah para pendengar untuk membuat pilihannya sendiri itu hak asasi setiap manusia.

Dalam teologi Islam modern, dakwah berfungsi untuk mengajak semua orang, baik Muslim maupun non-Muslim, untuk memahami bagaimana penyembahan manusia kepada Allah (Tuhan)  yang dijelaskan dalam Al-Qur'an dan diamalkan dalam Islam.

Beberapa Muslim secara aktif belajar dan terlibat dalam hal dakwah sebagai praktik yang berkelanjutan, sementara beberapa yang lain juga ada yang memilih untuk tidak berbicara secara terbuka tentang iman mereka kecuali diminta.

Jarang, seorang Muslim yang terlalu bersemangat mungkin berdebat sengit tentang masalah agama dalam upaya meyakinkan orang lain untuk mempercayai "Kebenaran" mereka.

Ini adalah kejadian yang cukup langka, namun mayoritas non-Muslim menemukan hal yakni meskipun seorang muslim bersedia untuk membagi informasinya mengenai iman mereka dengan siapa pun yang tertarik, mereka tidak pernah memaksakan masalah tersebut.

seorang muslim juga dapat melibatkan orang Muslim lainnya dalam hal dakwah ini, untuk memberikan nasihat dan juga memberikan bimbingan serta tuntunan dalam membuat pilihan yang baik dan menjalani gaya hidup Islami yang lebih baik.

Variasi dalam Cara Dakwah Dipraktekkan

Praktek dakwah sangat bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain dan dari kelompok ke kelompok, menyesuaikan budaya di lingkungan dan wilayah masing-masing.

Misalnya, beberapa cabang Islam yang lebih militan menganggap dakwah sebagai sarana utama untuk meyakinkan atau memaksa Muslim lain untuk kembali ke apa yang mereka anggap sebagai bentuk agama yang lebih murni dan lebih konservatif.

Di beberapa negara Islam mapan, dakwah melekat dalam praktik politik dan memiliki fungsi sebagai dasar untuk ajang promosi kegiatan sosial, budaya negara dan ekonominya. Dakwah bahkan bisa menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan kebijakan luar negeri.

Meskipun beberapa Muslim menganggap dakwah sebagai kegiatan misionaris aktif yang bertujuan untuk menjelaskan manfaat iman Islam kepada non-Muslim.

Sebagian besar dari gerakan modern menganggap bahwa dakwah sebagai undangan universal dalam iman, daripada praktik yang memiliki tujuan untuk mengubah agama non-Muslim.

Di antara Muslim yang memiliki pemikiran yang sama, dakwah juga difungsikan sebagai diskusi yang baik dan sehat tentang bagaimana cara menafsirkan Al-Qur'an dan cara terbaik untuk mengamalkan iman.

Ketika dipraktekkan dengan non-Muslim, dakwah biasanya turut melibatkan dan menjelaskan arti dari Al-Qur'an dan menunjukkan bagaimana Islam bekerja untuk orang yang mempercayai serta mengempercayai serta mengimaninya.

Upaya yang keras untuk meyakinkan dan mempertobatkan orang yang tidak percaya jarang terjadi dan tidak disukai.

Baca Juga: Profil dan Biodata Gus Ulin Nuha, Ki Dalang Ulin Nuha Jadikan Wayang Media Dakwah

Bagaimana Memberi Dakwah

Saat terlibat dalam dakwah, umat Islam mendapat manfaat dari mengikuti pedoman Islam ini, yang sering digambarkan sebagai bagian dari hal "metodologi" atau "ilmu" dakwah.

Dakwah menyampaikan dan menyebarluaskan ajaran islam tentunya harus menggunakan metode dan retorika guna mempengaruhi mad’u, beberapa diantaranya yang bisa dilakukan atau dipraktikkan yakni:

- Mendengarkan! Senyum!

- Bersikap ramah, hormat, dan lembut.

- Menjadi contoh hidup kebenaran dan perdamaian Islam.

- Pilih waktu dan tempat dengan hati-hati.

- Temukan kesamaan, akulturasi hal-hal yang mungkin bisa menjadi media penyambung, misalnya berbicara bahasa yang sama dengan audiens.

- Hindari terminologi bahasa Arab dengan penutur non-Arab.

- Lakukan dialog, bukan monolog.

- Hapus semua kesalahpahaman tentang Islam.

- Langsung menjawab pertanyaan yang diajukan.

- Bicaralah dengan kebijaksanaan, dari tempat pengetahuan.

- Tetap rendah hati bersedia untuk mengatakan, "Saya tidak tahu."

- Mengajak masyarakat pada pemahaman Islam dan tauhid, bukan keanggotaan pada masjid atau organisasi tertentu.

- Jangan mencampuradukkan masalah agama, budaya, dan politik menjadi satu.

- Jangan terpaku pada hal-hal yang praktis (pertama datang landasan iman, baru kemudian praktik sehari-hari).

- Pergilah jika percakapan berubah menjadi tidak sopan atau buruk.

- Berikan tindak lanjut dan dukungan bagi siapa saja yang menunjukkan minat untuk belajar lebih banyak.*** (Iis Stiyoputri)

Editor: Dani Saputra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x