Pembkab Trenggalek Lakukan Antisipasi untuk Cegah Kasus Pencabulan di Lingkungan Pendidikan

21 Maret 2024, 09:30 WIB
Ilustrasi: Pembkab Trenggalek Lakukan Antisipasi untuk Cegah Kasus Pencabulan di Lingkungan Pendidikan /

TRENGGALEKPEDIA.COM - Pemerintah Kabupaten Trenggalek telah memulai serangkaian tindakan proaktif dalam menanggulangi kejahatan seksual anak yang terjadi di lingkungan lembaga pendidikan, baik formal maupun nonformal, di daerah tersebut.

Langkah-langkah ini bertujuan untuk mencegah terulangnya kasus serupa yang telah menimpa beberapa lembaga pendidikan di wilayah tersebut.

Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, menyatakan bahwa pemerintah daerah telah menugaskan Dinas Sosial (Dinsos) dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikpora) untuk melakukan asesmen secara acak di sejumlah lembaga pendidikan.

Dikutip dari laman Antara, tujuan dari asesmen ini adalah untuk melakukan pengawasan yang lebih ketat dan sebagai upaya pendeteksian dini terhadap potensi kejahatan seksual yang mungkin terjadi di lingkungan sekolah maupun pondok pesantren.

Baca Juga: Pemkab Trenggalek Dukung Polisi untuk Usut Tuntas Kasus Pencabulan Oknum Pengasuh Pondok Terhadap Santri

Asesmen yang dilakukan tidak hanya menyasar peserta didik di pondok pesantren, tetapi juga di lingkungan pendidikan sekolah umum.

Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam melindungi anak-anak dari segala bentuk kejahatan seksual, tanpa memandang jenis lembaga pendidikan yang mereka ikuti.

Langkah ini diharapkan dapat mencegah terulangnya kasus dugaan pencabulan yang baru-baru ini terjadi di salah satu pondok pesantren di wilayah Kecamatan Karangan Trenggalek.

Dua pengasuh pondok pesantren tersebut, yang diduga melakukan tindakan pelecehan seksual terhadap belasan santri selama tiga tahun, menjadi perhatian serius pemerintah dan masyarakat setempat.

Pihak kepolisian telah mencatat bahwa dua pelaku, yang juga merupakan bapak-anak dan pemilik serta kepala sekolah di pondok pesantren tersebut, diduga melakukan tindakan pelecehan seksual terhadap belasan santri.

Baca Juga: Beda Modus, Ternyata Kiai dan Putra Pelaku Pencabulan Terhadap Santri di Trenggalek Tak Saling Tahu

Meskipun baru empat korban yang melaporkan ke polisi dari total 12 korban yang diduga telah menjadi korban, langkah pencegahan dan pengawasan lebih lanjut menjadi prioritas.

Kasus serupa juga pernah terjadi di sebuah sekolah dasar di Bumi Menak Sopal, di mana seorang guru berinisial AS dilaporkan mencabuli muridnya.

Tindakan oknum guru tersebut, yang dilakukan di perpustakaan sekolah terhadap lima siswa laki-laki dengan rentang waktu yang cukup panjang, menyoroti pentingnya pengawasan dan tindakan preventif di semua tingkatan pendidikan.

Baca Juga: Pulihkan Trauma, 4 Santri Korban Pencabulan di Trenggalek Didampingi Dinsos

Mas Ipin, seorang tokoh masyarakat setempat, menyambut baik langkah-langkah proaktif pemerintah dalam melakukan asesmen di lembaga pendidikan.

Dia berharap bahwa asesmen tersebut tidak hanya sekadar survei, tetapi juga menjadi langkah deteksi dini yang efektif untuk mencegah terjadinya kasus kejahatan seksual anak di masa mendatang.

Selain itu, pemerintah daerah juga telah menjalin kerja sama dengan UNICEF untuk menjadikan semua pesantren sebagai lingkungan yang ramah anak.***

Editor: Dani Saputra

Tags

Terkini

Terpopuler