Apa Arti Nonis Berburu Takjil yang Viral di Media Sosial? Berikut Ini Penjelasannya

21 Maret 2024, 19:30 WIB
Apa Arti Nonis Berburu Takjil yang Viral di Media Sosial? Berikut Ini Penjelasannya /

 

TRENGGALEKPEDIA.COM - Ramadan tahun 2024 menjadi momen yang tak hanya diisi dengan ibadah, tetapi juga dengan tren-tren baru di dunia digital.

Salah satu istilah yang menjadi viral di platform TikTok adalah "nonis", yang kerap muncul dalam konten-konten berburu takjil.

Namun, sebelum kita terjun dalam konten FYP (For You Page) di TikTok, penting untuk memahami dengan baik apa sebenarnya arti dari istilah "nonis".

Nonis adalah bahasa gaul yang merupakan singkatan dari "non-Islam". Istilah ini merujuk kepada individu atau kelompok yang bukan beragama Islam.

Baca Juga: Bucin Artinya dalam Bahasa Gaul, Arti Kata Bucin Kembali Viral Disorot Ternyata Berasal dari Istilah Ini

Fenomena nonis menjadi perbincangan karena terkait dengan aktivitas berburu takjil, terutama di bulan Ramadan.

Takjil sendiri merupakan kudapan yang disantap sesaat setelah berbuka puasa. Beragam makanan manis seperti kolak pisang, sup buah, es campur, dan lain sebagainya termasuk dalam kategori takjil.

Tradisi membeli takjil tidak hanya dilakukan oleh umat Muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa, tetapi juga masyarakat non-Islam turut serta dalam kegiatan ini.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata "takjil" memiliki arti mempercepat dalam berbuka puasa. Namun, praktiknya tidaklah terbatas hanya pada umat Islam.

Kebiasaan membeli takjil di bulan Ramadan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia yang meriah dan inklusif, di mana semua lapisan masyarakat, tanpa memandang agama, turut merayakan momen tersebut.

Baca Juga: Inilah Daftar Promo Buka Puasa 2024, Ada Mie Wizzmie yang Viral Juga Lo!

Fenomena ini kemudian menjadi subjek konten viral di TikTok dengan tema "nonis Berburu Takjil".

Persaingan dalam berburu takjil di TikTok semakin ramai karena tidak hanya diikuti oleh masyarakat Muslim yang sedang berpuasa, tetapi juga oleh masyarakat non-Islam.

 Hal ini menimbulkan beragam reaksi dari masyarakat Muslim, termasuk keluhan atas persaingan yang semakin ketat dalam mendapatkan takjil di bulan Ramadan.

Dengan demikian, istilah "nonis" dan aktivitas berburu takjil yang terkait dengannya menunjukkan adanya dinamika sosial dan budaya yang berkembang dalam masyarakat, terutama di era digital saat ini.

Perlu diingat bahwa dalam menyikapi tren-tren digital, penting untuk tetap menjaga sikap inklusif dan menghormati perbedaan, serta memahami bahwa Ramadan adalah bulan yang penuh dengan nilai-nilai kebaikan dan kedamaian bagi semua umat.***

Editor: Dani Saputra

Tags

Terkini

Terpopuler