Pihak kepolisian telah mencatat bahwa dua pelaku, yang juga merupakan bapak-anak dan pemilik serta kepala sekolah di pondok pesantren tersebut, diduga melakukan tindakan pelecehan seksual terhadap belasan santri.
Baca Juga: Beda Modus, Ternyata Kiai dan Putra Pelaku Pencabulan Terhadap Santri di Trenggalek Tak Saling Tahu
Meskipun baru empat korban yang melaporkan ke polisi dari total 12 korban yang diduga telah menjadi korban, langkah pencegahan dan pengawasan lebih lanjut menjadi prioritas.
Kasus serupa juga pernah terjadi di sebuah sekolah dasar di Bumi Menak Sopal, di mana seorang guru berinisial AS dilaporkan mencabuli muridnya.
Tindakan oknum guru tersebut, yang dilakukan di perpustakaan sekolah terhadap lima siswa laki-laki dengan rentang waktu yang cukup panjang, menyoroti pentingnya pengawasan dan tindakan preventif di semua tingkatan pendidikan.
Baca Juga: Pulihkan Trauma, 4 Santri Korban Pencabulan di Trenggalek Didampingi Dinsos
Mas Ipin, seorang tokoh masyarakat setempat, menyambut baik langkah-langkah proaktif pemerintah dalam melakukan asesmen di lembaga pendidikan.
Dia berharap bahwa asesmen tersebut tidak hanya sekadar survei, tetapi juga menjadi langkah deteksi dini yang efektif untuk mencegah terjadinya kasus kejahatan seksual anak di masa mendatang.
Selain itu, pemerintah daerah juga telah menjalin kerja sama dengan UNICEF untuk menjadikan semua pesantren sebagai lingkungan yang ramah anak.***